Weather (state,county)

Breaking News

CAMER VS NYONG (eps 12) lanjutan eps 11 "ELEKTROKARDIOGRAM"



Tercengang kemudian terisak... melihat alat pengukur denyut jantung "Elektrokardiogram" telah menampakkan garis lurus. aku, pak camer dan mak camer spontan meneteskan air mata , suasana di sekelilingku berubah menjadi lautan air mata... "tolong...tolong..aku gak bisa berenang...aku tenggelam... tenggelam air mata.." (plis yus...serius.. ora lucu). yang jelas kami semua menangis seperti paduan suara dipimpin oleh seorang dirigen
Dirigen : "Pak...bu... yang mau nangis mau pake nada tinggi apa rendah?"
Grup paduan suara/kami : "nada tinggiiii.." 
Dirigen : "oke....dimulai dari nada D minor ya...."
Grup paduan suara/kami : "iiyyyaaaa..."
"eaaaa eaaa hauuuu huaaaa" (kie gambarane wong lagi nangis)
Aku begitu dalam menghayati nyanyian tangisan kami, saking menghayatinya.. sampai tidak sadar kalau masih ada pasien di sebelah ningsih dengan dikelilingi ratapan tangis yang sedikit berbeda, jadi kayak cita-citata lagi main sepanggung sama jamrud 
"sakitnya tuh disini di dalam berakit-rakit kita ke hulu..berenang kita menduakan aku...
sakit...sakit..." gak jelas lah pokoknya. Akhirnya aku membulatkan tekad, mengkotakkan hati dan menjajar genjangkan otak untuk bertanya pada keluarga pasien tersebut yang belakangan aku tahu namanya Jhuki.
nyong : "bu... situ anaknya udah mati ?"
Mak Jhuki : "iya mas...?"
nyong : "wah... ternyata kita punya persamaan... calon istriku juga mati..." *ecciyeee ciyee*
Mak Jhuki : "loh mas....taunya mati darimana? udah dicek nadinya? udah dicek nafasnya?"
nyong : "belum bu... aku tahunya dari alat ini... -Taraaaa... perkenalkan sebuah alat mutakhir yang bernama Elektrokardiagram atau yang biasa disebut EKG adalah suatu alat yang menampilkan sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot jantung-"
Mak Jhuki : "loh mas... itu kan alatnya dipasang sama anak saya mas..."
nyong : *beku* *karna cuaca sedang panas aku meleleh* (bayangkan betapa kemaluannya ups malunya.. )
lalu dengan gerakan yang aku usahakan tidak mencurigakan aku hampiri pak camer yang lagi berwudhu air mata.
nyong : "pak... aku punya dua kabar.. yang satu kabar baik yang satu kabar buruk"
camer : "coba ceritakan ..."
nyong : "kabar baik dulu apa buruk dulu?"
camer : "ya udah kabar baiknya apa?"
nyong : "alat terkutuk itu tidak terpasang pada ningsih... itu berarti ningsih masih hidup"
camer : "benarkah...darimana kau tahu gustavo?" *efek film telenovela*
nyong : "aku tahu dari ibunya pasien sebelah..nama pasiennya jhuki dan jhukilah yang mati fabio..."
camer : "Alhamdulillah....." seraya memeluk ningsih dengan gemes...
camer : "terus kabar buruknya apa gustavo..."
nyong : "aku malu untuk memberitahukannya fabio..."
camer : "tak perlu kau malu gustavo... ada aku disini"
nyong : "gustavo... aku malu..."
*memejamkan mata, meyakinkan diri untuk berani memberitahukan kabar buruk tersebut*
nyong : "barusan kita menangis dengan kompak karna mengira alat itu terpasang pada ningsih tapi sebenarnya tidak... tidak gustavo.."
camer : "ya sudah... kalau itu masalahnya kita suruh dirigen untuk mengganti nada dasar dari D minor jadi C mayor, dari tangis kesedihan jadi tangis kebahagiaan.
-to be past continous tense-

No comments